Penangkal
petir adalah perangkat yang digunakan untuk menyalurkan listrik dari petir ke
tanah. Penangkal petir diperlukan agar aliran listrik dari petir bisa
‘dijinakkan’ sehingga tidak membahayakan struktur atau makhluk hidup. Penangkal
petir secara luas digunakan di seluruh dunia sebagai sistem perlindungan petir.
Penangkal petir dianggap efektif karena mengurangi kerugian terkait kebakaran
dan kerusakan struktural akibat sambaran petir. Alat ini umumnya terbuat dari
logam, idealnya logam yang sangat konduktif seperti tembaga.
Ketika
petir menyambar logam tersebut, listrik akan disalurkan melalui kawat/kabel
tembaga menuju ke tanah (grounding). Penangkal petir bekerja dengan mengalihkan
listrik dari struktur bangunan yang rentan. Itu sebabnya kenapa alat ini lazim
dipasang di atap bangunan. Penangkal petir harus dihubungkan dengan kawat atau kabel tembaga yang akan
langsung menyalurkan energi listrik ke tanah, alih-alih merambat melalui kabel
telepon atau listrik yang bisa memicu kebakaran.
Ada 3
bagian utama pada penangkal petir:
- Batang penangkal petir
Batang penangkal petir berupa batang tembaga
yang ujungnya runcing. Dibuat runcing karena muatan listrik
mempunyai sifat mudah berkumpul dan lepas pada ujung logam yang runcing. Dengan
demikian dapat memperlancar proses tarik menarik dengan muatan listrik yang ada
di awan. Batang runcing ini dipasang pada bagian puncak suatu bangunan.
- Kabel konduktor
Kabel konduktor terbuat dari jalinan kawat tembaga. Diameter
jalinan kabel
konduktor sekitar 1 cm
hingga 2 cm . Kabel konduktor berfungsi meneruskan aliran muatan listrik dari
batang muatan listrik ke tanah. Kabel konduktor tersebut dipasang pada dinding di
bagian luar bangunan.
- Tempat pembumian
Tempat pembumian (grounding) berfungsi
mengalirkan muatan listrik dari kabel konduktor ke batang pembumian (ground
rod) yang tertanam di tanah. Batang pembumian terbuat dari bahan tembaga
berlapis baja,
dengan diameter 1,5 cm dan panjang sekitar 1,8 - 3 m .
0 komentar:
Posting Komentar